COVID-19
0

Mitos atau Fakta, Sinar Matahari Mampu Bunuh COVID-19?

“Berjemur di bawah sinar matahari bisa mengaktifkan vitamin D dalam tubuh yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Vitamin D bisa menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat untuk melawan virus corona. Selain itu, vitamin ini juga bisa mencegah pengidap COVID-19 untuk mengalami perburukan kondisi.”

Selama masa pandemi, kamu dianjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat guna menjaga kekebalan tubuh tetap kuat, sehingga bisa terhindar dari infeksi virus corona. Nah, salah satu gaya hidup sehat yang baik untuk dilakukan secara rutin selama pandemi ini adalah berjemur di bawah sinar matahari.

Berjemur di bawah sinar matahari penting, terutama bagi kamu yang terpapar COVID-19. Hal itu karena sinar matahari dipercaya mampu membunuh virus dan bakteri, termasuk virus corona. Dengan begitu, rutin berjemur bisa membantu kamu melawan penyakit tersebut. Namun, benarkah demikian?

Bukan Membunuh, Melainkan Mencegah Dampak Buruk COVID-19

Ada tiga jenis sinar ultraviolet atau UV yang dipancarkan oleh matahari, antara lain UVA, UVB dan UVC. Menurut dr Andromeda, paparan UVB dari sinar matahari bisa membantu menjaga kesehatan kamu selama pandemi, karena bisa mengaktifkan vitamin D di dalam tubuh.

Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme yang ada di dalam tubuh kita. Vitamin ini tidak hanya bermanfaat untuk pembentukan tulang, tapi juga bisa berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh kamu. Hal itu berkat sifat anti-inflamasi dan imunomodulator, yang bisa mengaktifkan pertahanan sistem kekebalan tubuh.

Faktanya, peran vitamin D pada fungsi kekebalan tubuh sangat penting, sehingga kekurangan nutrisi ini sudah dikaitkan dengan peningkatan risiko terhadap infeksi dan penyakit. Sebaliknya, mencukupi asupan vitamin D bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh kamu tetap kuat untuk melawan virus corona.

Berjemur di bawah sinar matahari juga bermanfaat bagi pengidap COVID-19. Hal itu karena vitamin D yang diaktifkan oleh sinar matahari mampu menghambat sitokin-sitokin proinflamasi dan interleukin, sehingga bisa mencegah perburukan kondisi pasien.

Sitokin adalah protein yang merupakan bagian integral dari sistem kekebalan tubuh. Mereka dapat memiliki efek proinflamasi dan anti-inflamasi dan memainkan peran penting, membantu melindungi terhadap infeksi dan penyakit. Namun, sitokin juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dalam keadaan tertentu.

Badai sitokin mengacu pada pelepasan sitokin pro-inflamasi yang tidak terkontrol yang terjadi sebagai respons terhadap infeksi atau faktor lain. Pelepasan sitokin yang tidak teratur dan berlebihan ini menyebabkan kerusakan jaringan yang parah dan meningkatkan perkembangan dan keparahan penyakit. Faktanya, ini adalah penyebab utama kegagalan organ ganda dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), serta faktor penting dalam perkembangan dan tingkat keparahan COVID-19. Misalnya, pasien dengan kasus COVID-19 yang parah telah terbukti melepaskan sejumlah besar sitokin, terutama interleukin-1 (IL-1) dan interleukin-6 (IL-6). Nah, asupan vitamin D yang cukup bisa memperkuat fungsi kekebalan, sehingga mencegah badai sitokin

Selain itu, vitamin D juga mampu meningkatkan kadar glutation dalam tubuh yang berperan sebagai antioksidan, sehingga mampu menurunkan respon peradangan.

Kapan Waktu Terbaik untuk Berjemur?

Di Indonesia yang termasuk negara tropis, kamu bisa berjemur pada pagi hari, sejak matahari terbit hingga pukul 9 pagi dan sore hari pukul 9. Berjemur bisa dilakukan selama kurang lebih 10-15 menit sebanyak tiga kali dalam seminggu. Paparan sinar matahari pada waktu-waktu tersebut sudah bisa meningkatkan konsentrasi vitamin D dalam tubuh kamu.


Referensi :

  • Healthline. Diakses pada 2022. Can Vitamin D Lower Your Risk of COVID-19?
  • Fullerton Health. Diakses pada 2022. Sunbathing Can Kill Corona Virus?
  • Instagram. Halodoc. Juli 14 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *