Kulit (Dermatology)
0

Kutu Air (Tinea Pedis)

Definisi

Apa itu kutu air (tinea pedis)?

Kutu air alias tinea pedis adalah salah satu jenis kurap atau tinea yang muncul pada kaki terutama di sela-sela jari. Kondisi ini biasanya terjadi jika Anda memiliki kaki yang mudah berkeringat.

Kutu air bisa mengakibatkan kulit kaki terasa gatal, terkelupas, bahkan tak jarang sampai terluka. Selain tumbuh di kaki, jamur penyebab kutu air juga bisa menyebar sampai ke kuku kaki bahkan ke tangan.

Karena para atlet lebih rentan mengalami kondisi ini, penyakitnya juga biasa disebut dengan nama athlete’s foot.

Seberapa umumkah athlete’s foot?

Kutu air bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Baik pria maupun wanita pada usia berapa pun memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami tinea pedis ini.

Hanya saja, jika dibandingkan dengan anak-anak, orang dewasa cenderung lebih sering mengalami kutu air. Umumnya, penyakit ini lebih banyak menimpa pria ketimbang wanita.

Namun, tidak perlu khawatir karena Anda dapat menghindari kemungkinan terserang tinea pedis dengan mengurangi faktor risikonya. Konsultasikan dengan dokter spesilis kulit untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kutu air?

Tanda dan gejala kutu air atau tinea pedis bisa berbeda-beda antara orang yang satu dan lainnya. Namun, gejala kutu air yang paling umum meliputi sebagai berikut.

  • Iritasi seperti gatal, muncul sensasi panas, terbakar, serta menyengat di antara jari-jari kaki.
  • Bagian samping dan telapak kaki juga terasa sangat gatal.
  • Kulit melepuh dan lecet akibat gatal pada kaki.
  • Area kulit kaki yang terkena tampak berwarna kemerahan.
  • Kulit di antara jari kaki terlihat pecah-pecah dan mengelupas.
  • Kulit tampak lebih kering pada area telapak atau sisi samping kaki.
  • Kuku kaki mengalami perubahan warna, serta mejadi lebih tebal dan mudah rapuh.
  • Kuku kaki terluka bahkan terlihat keluar dari tempatnya semula.

Terkadang, cairan juga muncul dari area kulit kaki yang ditumbuhi jamur. Cairan tersebut biasanya menimbulkan rasa gatal, sensasi panas, bahkan mengakibatkan pembengkakan. Tak jarang pula, luka terbuka pada kaki akibat kutu air tersebut akan membuatnya lebih rentan terpapar bakteri.

Jika tidak segera diobati, tentu infeksi jamur tersebut bisa dengan mudah menyebar dari kulit kaki sampai ke jari-jari kaki. Dalam beberapa kasus yang cukup jarang, infeksi tinea ini bisa menyebar sampai ke tangan.

Tinea yang muncul di tangan akan menimbulkan gejala yang tidak jauh berbeda dengan di kaki.

Lupa mencuci tangan setelah menyentuh area kaki yang mengalami kutu air, atau kemudian menggaruk bagian tubuh lainnya, bisa meningkatkan persebaran jamur. Alhasil, bagian tubuh Anda yang lainnya pun turut berisiko mengalami kurap.

Maka dari itu, penting untuk merawat kaki dengan baik dan benar setelah gejalanya muncul. Usai menyentuh area kulit yang mengalami kurap, jangan lupa untuk segera mencuci tangan dengan sabun dan air.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke layanan kesehatan?

Segera periksakan diri jika Anda mengalami ruam pada kulit, gatal, dan luka di kaki yang tidak kunjung membaik setelah diberi obat apotek. Khususnya ketika Anda menyadari timbul infeksi pada kulit, yang ditandai dengan berwarna kemerahan, terasa gatal, perih, bahkan lecet.

Apabila Anda mengidap diabetes dan khawatir dengan kemungkinan akan mengalami tinea pedis, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab kutu air?

Namanya memang kutu air, tapi penyebab tinea pedis bukanlah karena kutu sungguhan, melainkan akibat dari infeksi jamur yang hidup di lapisan terluar kulit.

Setidaknya ada beberapa jenis jamur yang diketahui menjadi penyebab kutu air, yaitu sebagai berikut.

  • Trichophyton T. rubrum
  • T. interdigitale
  • Epidermophyton floccosum

Ketiganya masuk ke dalam kelompok jamur dermatofita yang dapat merusak kulit dan kuku kaki. Sebab, mereka memiliki kemampuan untuk hidup di dalam jaringan keratin. Keratin adalah protein pada kuku dan rambut yang bertugas menjaga kuku dan rambut senantiasa sehat.

Athlete’s foot dapat ditularkan dengan berbagai cara, meliputi:

  • Kontak langsung. Kutu air dapat menular melalui kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, misalnya ketika tangan atau kaki Anda tanpa sengaja bersentuhan langsung dengan luka kurap orang lain.
  • Kontak tidak langsung. Penularan ini terjadi ketika Anda menyentuh atau menggunakan barang-barang pribadi yang telah terkontaminasi dengan jamur seperti pakaian, kaus kaki, sepatu, handuk, dan sebagainya.

Setelah berpindah ke tubuh lainnya, jamur biasanya tidak tumbuh begitu saja. Jamur baru akan tumbuh subur ketika kaki Anda dalam kondisi basah dan lembap. Itulah mengapa kutu air kerap dialami oleh orang yang rajin berolahraga, berenang, atau menggunakan kamar mandi umum.

Terlebih saat kurang menjaga kebersihan kaki, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya lebih rentan terkena athlete’s foot.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko terkena kutu air?

Siapapun sebenarnya punya risiko yang sama untuk mengalami tinea pedis. Namun, Anda akan lebih rentan terkena penyakit ini jika kerap melakukan kebiasaan yang membuat kaki Anda lembap seperti sebagai berikut.

  • Berjalan tanpa alas kaki di tempat umum yang berisiko tinggi, misalnya kamar ganti, sauna, kolam renang, dan kamar mandi umum.
  • Bertukar kaus kaki, sepatu atau handuk dengan orang yang terinfeksi.
  • Sering memakai sepatu dan kaus kaki ketat atau yang menutupi kuku.
  • Memiliki kaki yang gampang berkeringat.
  • Membiarkan kaki Anda basah atau berkeringat, kemudian langsung menggunakan sepatu atau kaus kaki dalam jangka waktu yang lama.
  • Memiliki cedera ringan pada kulit atau kuku kaki Anda.

Obat dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Penting untuk diperhatikan, bahwa tidak semua kaki gatal, luka, dan mengelupas selalu mengindikasikan adanya tinea pedis. Biasanya, dokter bisa langsung mendiagnosis infeksi jamur ini hanya dengan melihat kondisi dan gejalanya saja.

Cara lainnya, dokter laboratorium atau analis akan mengambil sampel kulit yang terinfeksi, kemudian membawanya ke laboratorium untuk dilihat ada atau tidaknya bakteri.

Bagaimana cara mengobati kutu air?

Pengobatan kutu air umumnya ditentukan berdasarkan tingkat keparahan kondisi tersebut. Jika tergolong ringan, obat-obatan topikal yang dijual bebas (OTC) sudah bisa membantu menyembuhkan gejala. Namun ketika kondisinya sudah parah, dokter biasanya akan meresepkan jenis obat lain yang lebih kuat.

Obat kutu air yang biasanya diresepkan oleh dokter yakni obat antijamur oral (minum). Tujuannya tentu untuk membunuh jamur sekaligus menghentikan pertumbuhannya. Penting untuk mengonsumsi obat sampai selesai guna mencegah infeksi datang kembali.

Berikut adalah beberapa pilihan obat OTC dan resep untuk tinea pedis yang kerap dianjurkan dokter.

Obat kutu air yang dijual bebas (OTC)

Ada berbagai jenis obat antijamur topikal OTC, yakni:

  • Miconazole (Desenex)
  • Terbinafine (Lamisil AT)
  • Clotrimazole (Lotrimin AF)
  • Butenafine (Lotrimin Ultra)
  • Tolnaftate (Tinactin)
  • Ketoconazole
  • Econazole
  • Sulconazole

Obat resep

Jika obat bebas tidak berhasil atau jika Anda memiliki infeksi yang parah, Anda mungkin harus menggunakan antijamur yang diresepkan oleh dokter. Beberapa pilihan obat resep untuk athlete’s foot, meliputi:

  • obat topikal clotrimazole dengan resep,
  • obat topikal miconazole dengan resep,
  • obat antijamur oral, seperti itraconazole (Sporanox), fluconazole (Diflucan), dan terbinafine (Lamisil) dengan resep,
  • obat steroid topikal, serta
  • antibiotik oral untuk perkembangan infeksi bakteri akibat kulit yang terluka.

Terkadang, jika gejala tinea pedis sudah sangat parah, dokter mungkin menganjurkan Anda untuk menggunakan hidrokortison. Hidrokortison dengan dosis rendah bisa diperoleh bebas. Sementara untuk dosis yang lebih kuat harus melalui resep dokter.

Namun, tidak semua orang bisa diberikan obat antijamur seperti yang dipaparkan sebelumnya. Dosis pemberiannya pun bahkan bisa berbeda, misalnya bagi anak-anak dan lansia yang mengidap kutu air.

Beberapa jenis obat antijamur juga tidak dianjurkan untuk diminum selama kehamilan karena dapat berisiko menyebabkan cacat lahir. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk pengobatan terbaik bagi kondisi tersebut.

Pengobatan di rumah

Apa saja pengobatan rumahan untuk atasi kutu air?

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumah yang dapat membantu Anda mengatasi kutu air atau athlete’s foot.

  • Rutin mencuci kaki dengan sabun dan air.
  • Gunakan obat alami kutu air, seperti bawang putih, air garam, hingga larutan minyak pohon teh.
  • Rutin mengganti sepatu dan kaus kaki sesering mungkin, supaya kaki selalu dalam keadaan bersih dan kering.
  • Setelah mencuci kaki, keringkan dengan handuk terutama di sela-sela jari yang sering terlewat.
  • Selalu gunakan handuk bersih, dengan rutin mencucinya secara teratur. Hindari meminjam handuk orang lain, atau meminjamkan handuk Anda kepada orang lain.

Pencegahan

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kutu air?

Sebelum kutu air benar-benar terjadi, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tinea pedis.

  • Jaga kaki agar selalu dalam keadaan kering, terutama setelah mandi, berenang, atau mencuci kaki.
  • Pakailah sepatu atau sandal yang nyaman, usahakan tidak tertutup ketika kaki masih dalam keadaan basah.
  • Rutin mengganti kaus kaki secara teratur, terutama jika Anda mudah berkeringat.
  • Gunakan bedak untuk menjaga kaki tetap kering.
  • Gunakan kaus kaki dengan bahan kain natural yang dapat menyerap keringat.
  • Angin-anginkan sepatu Anda selama beberapa waktu, sebelum memakainya kembali.
  • Selalu gunakan sandal jepit saat berada di kolam renang dan kamar mandi umum.
  • Hindari bertukar sepati dengan orang lain, karena dapat meningkatkan risiko terkena infeksi jamur.
  • Usahakan untuk memakai sepatu yang ringan dan tidak terlalu ketat. Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembap dan tidak menyerap keringat.
  • Miliki sepatu cadangan, sehingga bisa digunakan bergantian dengan sepatu lainnya.


Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter spesialis untuk solusi terbaik penyakit Anda.

Satya Medica Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan


Referensi :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *