Puasa dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk untuk lansia. Dikutip dari Harvard Health puasa dapat membantu menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Hal ini terjadi karena tubuh menggunakan lemak daripada glukosa sebagai sumber energi.
Namun, puasa Ramadan untuk lansia bisa jadi merupakan sebuah tantangan tersendiri sehingga diperlukan persiapan. Hal ini karena kondisi kesehatan lansia tidak bisa disamakan dengan orang yang lebih muda. Oleh karena itu, usahakan untuk melakukan hal berikut pada waktu buka dan sahur.
Apa saja persiapan puasa untuk lansia yang perlu dilakukan?
Selain mempertimbangkan kondisi kesehatan, lansia juga harus memperhatikan makanannya saat puasa. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan:
1. Konsumsi berbagai macam sumber makanan sehat
Semakin bervariasi makanan yang dikonsumsi, berbagai macam nutrisi lebih cenderung mudah didapatkan. Kebutuhan gizi untuk lansia selama puasa perlu diperhatikan dan membutuhkan persiapan mengingat sebagian besar hari dihabiskan tanpa mendapat asupan nutrisi apapun, termasuk cairan.
Untuk itu, usahakan makan makananan dengan porsi seimbang. Beberapa tips yang dapat diterapkan seperti:
- Memperbanyak makan buah dan sayur. Vitamin dan mineral yang berasal dari buah dan sayur dengan kandungan seperti vitamins B6, B12, D, and folat sangat dibutuhkan tubuh untuk dapat bekerja dengan normal terutama ketika puasa.
- Mengonsumsi olahan gandum utuh, seperti roti atau oatmeal. Memilih sumber karbohidrat yang sehat dapat menekan asupan kalori dan gula yang rentan menyebabkan gangguan kesehatan pada lansia, contohnya diabetes.
- Pilih sumber protein lain selain daging, seperti ikan dan kacang-kacangan (contoh: kedelai). Meski daging merupakan sumber protein terbaik, lansia sebaiknya membatasi asupannya untuk mencegah beberapa jenis penyakit misalnya tekanan darah tinggi atau kolesterol.
- Tambah suplemen jika perlu. Seringkali makanan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lansia. Untuk itu, lansia perlu mempertimbangkan mengonsumsi suplemen atau pengganti makanan untuk mengatasi kekurangan vitamin dan mineral.
Suplemen yang dimaksud dapat berupa susu. Tak hanya sebagai sumber protein, suplemen susu juga dapat menjadi sumber vitamin dan mineral lain yang bermanfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh untuk lansia selama puasa, termasuk kalsium, vitamin D, E, B6, dan B12.
Perhatikan juga porsi makan. Tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengirimkan sinyal apakah Anda sudah kenyang atau belum. Oleh karena itu, jangan makan terlalu berlebihan ketika iftar (buka puasa).
2. Perbanyak minum air
Kadar air dalam tubuh saat berpuasa akan cepat berkurang. Namun, semua yang menunaikan ibadah ini, termasuk lansia, hanya bisa minum setelah waktu puasa berakhir.
Oleh karena itu, lebih baik perbanyak minum cairan selama waktu berbuka dan sebelum waktu imsak, meski lansia tidak merasa haus. Pastikan untuk minum air putih di waktu berbuka puasa dan secara berkala hingga menjelang waktu tidur.
Anda dapat mengikuti anjuran minum delapan gelas sehari dari Kemenkes RI yaitu satu gelas setelah bangun sahur, selepas sahur, saat berbuka puasa, setelah shalat magrib, isya, dan tarawih, setelah makan malam, dan sebelum tidur.
Hindari minuman berkafein, seperti kopi, karena dapat membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan. Selain itu, jika lansia memiliki masalah kandung kemih dalam mengontrol pengeluaran air seni, konsultasikan pada tenaga kesehatan berapa, kapan, dan apa jenis cairan yang sebaiknya diminum.
Puasa dapat dengan mudah membuat Anda mengalami dehidrasi jika tidak melakukan persiapan dengan banyak minum cairan pada malam sebelumnya.
Pada sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan pada tahun 2017, lansia minum cairan dalam jumlah yang cukup mendapat manfaat kesehatan seperti memiliki suhu tubuh yang lebih rendah, melancarkan metabolisme, dan menjaga berbagai sirkulasi dalam tubuh.
Air putih tentu merupakan pilihan terbaik dalam mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Selain itu, minuman lain seperti jus buah juga baik sekaligus sebagai sumber vitamin. Di sisi lain, hindari minuman yang tinggi akan kafein karena dapat mempercepat dehidrasi ketika puasa.
3. Pastikan untuk tetap aktif bergerak
Aktivitas fisik entah itu sekadar aktif bergerak atau berolahraga sangat baik bagi kesehatan untuk semua usia. Namun, setiap tahun setelah melewati usia 40, metabolisme tubuh akan menurun, dan seringkali menjadi kurang optimal untuk melakukan aktivitas fisik.
Di sinilah peran orang-orang terdekat dalam memberikan dorongan dan dukungan agar lansia tetap mau bergerak aktif, termasuk di bulan puasa.
Untuk mengakali waktu karena sulit untuk berolahraga di siang hari selama olahraga, memanfaatkan waktu buka dan sahur merupakan jalan keluarnya.
Lakukan aktivitas fisik pada lansia setelah berbuka puasa. Tidak perlu terlalu berat, berjalan-jalan di sekitar komplek atau berolahraga dalam rumah, misalnya yoga untuk lansia, bersih-bersih, dan lansia juga bisa merapikan rumah.
Lansia yang masih kuat puasa perlu memperhatikan beberapa hal di atas agar puasa tetap lancar dan dapat bermanfaat bagi kesehatan. Lansia disarankan pula untuk untuk menambah nutrisi tubuh tidak hanya lewat makanan, tetapi juga dengan mengonsumsi asupan tambahan seperti susu formula agar kebutuhan nutrisi harian tetap terpenuhi meski seharian tidak makan dan minum karena puasa.
Sebagai contoh, memilih susu yang mengandung protein whey, vitamin, dan mineral yang mampu menjaga fungsi serta meningkatkan daya tahan tubuh agar puasa tetap lancar dan tidak terganggu. Apalagi jika lansia memilih susu yang mengandung probiotik dan prebiotik yang bermanfaat untuk saluran pencernaan.
Asupan tambahan ini sebaiknya tidak terlewat mengingat hanya dengan mengonsumsi makanan dan minuman saja seringkali tidak cukup karena jeda waktu makan yang terbatas.
Satya Medica Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Referensi :
- Cornell University. (n.d.). Tips for Healthy Ramadan Fasting | Cornell Health. Retrieved May 8, 2020, from health.cornell.edu website:https://health.cornell.edu/about/news/ramadan-fasting
- Harvard Health Publishing. (n.d.). Is intermittent fasting safe for older adults? Retrieved May 8, 2020, fromhttps://www.health.harvard.edu/staying-healthy/is-intermittent-fasting-safe-for-older-adults
- Weber, M. (2019, February 7). Eating Well as You Age – HelpGuide.org. Retrieved May 8, 2020, fromhttps://www.helpguide.org/articles/healthy-eating/eating-well-as-you-age.htm
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2020, January 15). Health Tips for Older Adults | NIDDK. Retrieved May 8, 2020, fromhttps://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/healthy-eating-physical-activity-for-life/health-tips-for-older-adults
- Picetti, D., Foster, S., Pangle, A. K., Schrader, A., George, M., Wei, J. Y., & Azhar, G. (2017). Hydration health literacy in the elderly. Nutrition and Healthy Aging, 4(3), 227–237. https://doi.org/10.3233/nha-170026
- Direktorat P2PTM – Kementrian Kesehatan RI. (n.d.). Minum 8 gelas air perhari di bulan puasa. Retrieved May 29, 2020, from http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/20/minum-8-gelas-air-perhari-di-bulan-puasa