Pengobatan Alternatif & Herbal
0

Manfaat Farmakologis Tumbuhan Alang-Alang

Satya Medica, Denpasar – Tanaman alang-alang (Imperata cylindrica) dikenal sebagai gulma sejenis rumput bagi tanaman lain sekitarnya karena mengandung alelopati yang menghambat pertumbuhan tanaman lain. Namun, peran tanaman alang-alang (Imperata cylindrica) dalam pengobatan tradisional Indonesia ternyata  telah dimanfaatkan untuk mengatasi banyak keluhan kesehatan. Tidak hanya dikonsumsi secara oral/diminum, alang-alang juga dimanfaatkan untuk pengobatan topikal yang dioles/ditempel pada permukaan kulit. Tanaman ini berkembang biak dengan akar dan biji.

Akar merupakan bagian dari alang-alang yang paling dominan dimanfaatkan. Bagian akarnya mengandung senyawa fenol dan tannin yang berfungsi sebagai antioksidan, isogenin sebagai antiinflamasi, lignan sebagai vasodilatasi, diuretik (sinensitin, eupatorine, tetra-O-methylscutellar-ein 3’-hydroxy-5,6,7, 4‘-tetramethoxyflavone ), antiagregasi trombosit ( imperanene), antineoplasma ( 5-hydroxy-2-(2-phenylethyl) chromone) dan neuroprotector (5-hydroxy-2-[2-(2- hydroxyphenyl) ethyl chromone). Senyawa aktif yang utama yaitu fenolik. (1)

Bagian tanaman yang paling banyak digunakan yaitu akar, kemudian daunnya. Jika alang-alang menjadi bagian dari ramuan, biasanya alang-alang berperan sebagai penguat tanaman lain terhadap pengobatan yang dimaksudkan, seperti ramuan untuk mengobati nyeri, batu ginjal, serta memiliki sifat diuretik. Sedangkan, untuk penggunaan alang-alang tunggal umumnya digunakan untuk pengobatan penyakit ringan seperti luka, dan sakit perut. (2)

Senyawa utama yang ditemukan antara lain alkaloid, karbohidrat termasuk gula pereduksi, fitosterol, tannin, saponin dan protein. (3) Berikut adalah beberapa kandungan dominan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dalam Imperata cylindrica.

  1. Alkaloid : senyawa basa bernitrogen sebagai antimalaria, antihistamin, antikanker, vasodilatasi, antiaritmia, analgesic, antibiotic, antihiperglikemik, psikotropika, dan senyawa stimulan.
  2. Fitosterol : lemak nabati yang dapat menjadi modulator sistem kekebalan tubuh, mencegah kerusakan fungsi sel sehingga dapat mencegah kanker dan gangguan autoimun, serta penurun kolesterol.
  3. Saponin : sejenis glikosida steroid yang dapat berperan sebagai antidiabetes, ekspektoran, antiinflamasi, vasoprotektif, hipokolesterolemia, imunomodulator, hipoglikemik, antijamur, antiparasit.
  4. Kumarin: zat metabolik sekunder serupa minyak atsiri sebagai antibakteri.
  5. Glikosida: zat kompleks mengandung gula (4).

Aktivitas antioksidan tanaman ini ditemukan lebih tinggi dan lebih kuat daripada BHT (butylated hydroxytoluene) yang biasa terdapat pada kosmetik dan makanan yang difungsikan sebagai antioksidan. Kandungan dalam alang-alang juga berpotensi berperan serupa dengan asam askorbat atau dikenal sebagai vitamin c. (3)


Referensi:

  1. Zulkarnain Z, Wijayanti E, Fitriani U, Triyono A. Studi Literatur untuk Memperoleh Dasar Ilmiah Penggunaan Akar Alang-alang sebagai Ramuan Jamu untuk Penyembuhan Beberapa Penyakit di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus. Media Litbangkes [Internet]. 2019 [cited 2022 Apr 2]; Available from: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/2105/1530
  2. Hidayat S, Rachmadiyanto AN. Utilization of Alang-Alang (Imperata cylindrica (L.) Raeusch.) as Traditional Medicine in Indonesian Archipelago. 1st SATREPS Conf [Internet]. 2017;1:82–9. Available from: https://publikasikr.lipi.go.id/index.php/satreps/article/view/197
  3. Lalthanpuii PB, Zarzokimi -, Lalchhandama K. Imperata cylindrica: a noxious weed of pharmacological potentials. 2018;(December).
  4. Jung YK, Shin D. Imperata cylindrica: A review of phytochemistry, pharmacology, and industrial applications. Molecules. 2021;26(5).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *