Istilah angin duduk mungkin tidak asing bagi Anda. Namun, jangan artikan istilah ini tersebut dari kata-kata penyusunnya, karena sebenarnya istilah ini mengarah pada masalah kesehatan. Paling sering kondisi ini dikaitkan dengan penyakit jantung. Ingin tahu lebih lanjut mengenai kondisi ini? Berikut ulasan lengkapnya.
Definisi Angin Duduk
Satya Medica, Riyadh – Masuk Angin duduk atau dikenal juga dengan sebutan Angina adalah nyeri dada akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen menuju ke jantung. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit jantung koroner. Kondisi ini biasanya terjadi akibat penumpukan kolesterol dan lemak (plak) di dalam arteri koroner jantung (aterosklerosis). Angina juga dapat disebabkan oleh kejang otot di area arteri koroner.
Nyeri dada yang muncul akibat angina ini tidak dapat diprediksi. Serangan nyeri tersebut bisa terjadi saat Anda sedang bersantai dan belum tentu langsung hilang meski telah minum obat. Angin duduk bisa membuat dada Anda terasa nyeri dan sakit seperti sedang ditekan atau diremas dengan kuat, bukan seperti masuk angin biasa yang bisa segera sembuh. Angin duduk perlu penanganan segera dari tim medis untuk memulihkan gejalanya.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Angina cukup banyak terjadi dan bisa dialami baik oleh laki-laki maupun wanita. Akan tetapi, risiko penyakitnya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pria di atas usia 45 tahun dan wanita yang sudah berusia lebih dari 55 tahun, memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit ini.
Namun jangan khawatir, Anda dapat mengurangi risiko terserang angin duduk dengan mengurangi faktor risiko yang Anda miliki.
Tanda dan gejala angin duduk
Gejala utama dari angin duduk adalah muculnya rasa sakit yang tidak nyaman, baik ringan atau berat di bagian dada.
Anda juga akan merasakan sesak dada, rasa nyeri, atau dada terasa berat dimulai dari dada dan kadang menyebar ke rahang, punggung, leher, bahu kiri, dan lengan bawah (terutama sebelah kiri). Kemungkinan juga timbul nyeri yang terasa menusuk atau panas seperti terbakar. Beberapa orang menggambarkannya seperti sedang dibekap atau dicengkeram. Bukan hanya itu, berikut beberapa gejala angin duduk lainnya yang harus Anda waspadai:
- Tubuh berkeringat hebat
- Mual
- Kelelahan parah
- Pusing
- Sesak napas
Berbagam gejala tersebut bisa saja muncul saat Anda sedang istirahat atau beraktivitas. Umumnya, gejala akan terjadi selang-seling, dalam waktu lama, dan tidak dapat diprediksi. Selebihnya, gejala kondisi ini biasanya ditentukan oleh jenis angin duduk itu sendiri.
Di bawah ini gejala angin duduk berdasarkan jenisnya.
1. Angina stabil (angina pektoris)
Angina stabil adalah jenis angin duduk yang paling umum. Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda memaksakan diri untuk beraktivitas, ketimbang meluangkan waktu untuk beristirahat.
Salah satu contohnya adalaha keluhan nyeri dada yang muncul saat Anda berjalan menanjak atau berada dalam cuaca dingin akan memunculkan serangan angina pektoris.
Gejala angina pektoris atau angina stabil meliputi:
- Muncul saat jantung sedang bekerja lebih keras, seperti saat sedang berolahraga atau menaiki tangga.
- Biasanya bisa diprediksi dan rasa sakitnya mirip dengan nyeri dada biasa.
- Waktu berlangsungnya cenderung singkat, kurang lebih sekitar 5 menit atau kurang dari itu.
- Bisa segera hilang jika Anda beristirahat atau meminum obat untuk mengatasi angin duduk.
Tingkat keparahan dan lama waktu terjadinya angin duduk bisa bervariasi. Timbulnya gejala baru atau berbeda bisa menandakan serangan angin duduk yang lebih berbahaya, maupun serangan jantung.
2. Angina tidak stabil
Angina tidak stabil kerap dikenal sebagai sindrom koroner akut. Jenis angin duduk yang satu ini memiliki gejala dan kondisi yang lebih parah dibandingkan dengan angina stabil. Rasa nyeri pada dada yang disebabkan oleh angina tidak stabil biasanya berlangsung lebih lama, yakni sekitar 30 menit.
Bukan hanya itu, angina tidak stabil juga akan menimbulkan nyeri dada yang lebih susah dihilangkan. Meskipun Anda sudah mencoba untuk minum obat dan memperbanyak waktu istirahat, gejala dari angin duduk ini belum tentu hilang.
Gejala angina tidak stabil meliputi:
- Waktu terjadinya bisa kapan saja, bahkan saat Anda sedang beristirahat.
- Nyeri dada yang ditimbulkan biasanya lebih parah.
- Gejala yang timbul biasanya tidak biasa dan tidak terduga.
Oleh karena keparahan gejalanya, jenis angina tidak stabil ini bisa menandakan adanya serangan jantung.
3. Angina varian (Angina Prinzmetal)
Sedikit berbeda dengan angina stabil dan angina tidak stabil, angina varian lebih jarang terjadi. Gejala dari angina varian meliputi:
- Waktu terjadinya biasanya saat sedang beristirahat.
- Nyeri dada yang ditimbulkan bisa cukup parah.
- Bisa segera hilang dengan minum obat untuk mengatasi angin duduk.
Kemungkinan terdapat tanda-tanda atau geala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai kekhawatiran tertentu mengenai gejala, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
4. Angina mikrovaskular
Angina mikrovaskular bisa menimbulkan tanda dan gejala yang berlangsung lebih dari 10 menit. Tidak menutup kemungkinan, gejala jenis angin duduk yang satu ini dapat bertahan lebih dari 30 menit.
Gejala angina mikrovaskular meliputi:
- Nyeri dada yang ditimbulkan bisa lebih parah dan lebih lama daripada jenis angin duduk lainnya.
- Bisa disertai dengan sesak napas, kesulitan tidur, kelelahan, dan kekurangan energi.
- Biasanya muncul saat sedang beraktivitas, maupun sedang mengalami tekanan mental.
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh jenis angin duduk yang satu ini bisanya akan mereda saat Anda duduk atau beristirahat.
Kapan saya harus periksa ke layanan kesehatan?
Angin duduk tidak bisa dianggap remeh karena termasuk kondisi GAWAT DARURAT. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau telah lama merasakan nyeri di dada, silakan segera konsultasi atau periksa diri ke dokter atau perawat terdekat.
Terutama ketika Anda merasakan nyeri dada yang tidak kunjung hilang dengan istirahat dan berlangsung lebih dari 10 menit. Sebaiknya segera kunjungi instalasi gawat darurat terdekat untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Penyebab angin duduk
Adanya gumpalan darah yang membentuk plak di dalam arteri membuat arteri tersumbat. Gumpalan darah ini bisa terbentuk, lalu terurai, kemudian terbentuk lagi. Gumpalan darah yang tidak segera ditangani akan bertambah besar hingga akhirnya menyumbat arteri dan mengakibatkan penyakit jantung.
Di bawah ini berbagai penyebab angin duduk berdasarkan jenisnya.
1. Angina stabil (Angina Pektoris)
Angin duduk secara umum sering dianggap sama dengan angina stabil (angina pektoris). Padahal, angina pektoris adalah satu dari beberapa jenis angina. Sama seperti angin duduk pada umumnya, jenis angina pektoris juga ditandai dengan nyeri tiba-tiba di bagian dada.
Secara rincinya, angina pektoris terjadi ketika jantung tidak memperoleh pasokan oksigen untuk menunjang fungsinya. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras saat sedang beraktivitas. Faktor lain seperti penyakit jantung koroner (PJK) dan penyempitan pembuluh darah arteri (aterosklerosis), juga bisa menghambat aliran oksigen ke jantung.
2. Angina tidak stabil
Angina tidak stabil disebabkan oleh adanya penyumbatan plak pada pembuluh darah, entah itu sebagian atau seluruhnya. Penumpukan plak tersebut bisa mengakibatkan aliran darah menuju jantung jadi berkurang, sehingga darah membeku dan menggumpal.
Pasalnya, plak tersebut bisa saja pecah yang nantinya menimbulkan luka pada pembuluh darah. Kondisi inilah yang menjadi alasan mengapa kemudian darah menjadi menggumpal. Jika dibandingkan dengan angina stabil, jenis angina tidak stabil ini datang dalam bentuk yang lebih parah.
3. Angina varian (Angina Prinzmetal)
Penyebab angina varian yakni karena terjadi penyempitan pada arteri koroner akibat spasme. Padahal seharusnya, pembuluh darah ini bertugas untuk menyuplai darah dan oksigen menuju ke jantung. Spasme adalah kondisi yang ditandai dengan mengencangnya otot jantung secara tiba-tiba, yang membuat Anda merasa kesakitan.
Jenis angin duduk yang satu ini bisa terjadi kapan saja. Baik itu saat Anda sedang beraktivitas, maupun beristirahat. Meski terbilang sangat jarang terjadi, tapi kasus angina varian biasanya muncul di tengah malam atau dini hari.
4. Angina mikrovaskular
Nyeri dada yang ditimbulkan oleh angina mikrovaskular disebabkan oleh penyakit koroner mikrovaskuler (microvascular disease/MVD). MVD adalah penyakit jantung yang berpengaruh pada pembuluh darah arteri koroner terkecil di dalam jantung. Penyakit ini mengakibatkan aliran darah ke jantung menjadi berkurang, sehingga akhirnya menimbulkan nyeri dada angina mikrovaskular.
Jenis angin duduk yang satu ini biasanya terjadi saat Anda sedang aktif bergerak atau beraktivitas, maupun mengalami gangguan emosional. Meskipun angin duduk relatif umum, banyak orang yang masih kesulitan untuk membedakan gejalanya dengan kondisi nyeri dada lainnya. Misalnya nyeri atau ketidaknyamanan karena gangguan pencernaan.
Jika Anda memiliki nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan, segera cari bantuan medis.
Faktor-faktor risiko angin duduk
Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit arteri koroner, biasanya juga memiliki risiko yang sama untuk mengalami angin duduk. Sebagaimana American Heart Association menyebutkan ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena angin duduk seperti di bawah ini.
1. Usia dan jenis kelamin
Risiko Anda untuk mengalami angin duduk akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Bagi pria di atas usia 45 tahun dan wanita di atas usia 55 tahun, berisiko lebih besar ketimbang usia muda. Wanita yang sudah mengalami menopause pun memiliki risiko yang sama.
2. Riwayat keluarga
Waspada jika ada salah satu anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit angin duduk. Artinya, kemungkinan Anda untuk turut mengalami penyakit ini juga akan menjadi lebih besar ketimbang orang lain yang tidak memilikinya.
3. Pola makan
Kadar kolesterol tinggi merupakan penyebab utama dari endapan yang menyumbat pembuluh darah tubuh. Salah satunya pada pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah menuju ke jantung.
Jenis kolesterol yang meningkatkan risiko angin duduk yakni kolesterol LDL atau “jahat”, dan trigliserida darah.
4. Malas berolahraga
Gaya hidup yang sedentari atau malas gerak merupakan salah satu penyebab peningkatan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Kesemua hal tersebut turut andil sebagai faktor risiko angin duduk.
5. Merokok
Merokok bisa merusak dinding arteri jantung bagian dalam, yang akhirnya turut memengaruhi fungsi jantung. Terganggunya fungsi jantung ini bisa mengakibatkan kolesterol mengendap, sehingga menghambat aliran darah.
6. Memiliki diabetes
Diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, penyakit arteri koroner bisa menyebabkan angin duduk dan serangan jantung. Hal ini terjadi karena adanya aterosklerosis dan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.
7. Tekanan darah tinggi
Tinggi atau rendahnya tekanan darah di dalam tubuh ditentukan oleh beberapa hal. Berdasarkan seberapa banyak jumlah darah yang berhasil dipompa oleh jantung, serta jumlah aliran darah pada pembuluh darah.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi bisa merusak arteri dengan mempercepat terjadinya pengerasan pembuluh darah.
8. Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung, termasuk angina. Hal ini dikarenakan kadar kolesterol dan tekanan darah di dalam tubuh cenderung meningkat jika Anda mengalami obesitas. Bukan hanya itu, jantung juga harus bekerja lebih keras untuk memasok darah ke seluruh tubuh.
Diagnosis dan pengobatan angin duduk
Diagnosis yang tepat merupakan hal penting karena akan mendeteksi adanya angin duduk dan penyakit jantung. Tim Medis biasanya akan melihat riwayat medis, melakukan serangkaian pemeriksaan, dan tes darah.
Elektrokardiografi (EKG) dan Sinar‐X dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi semua sel pada jantung serta struktur di dalamnya. Selain itu, sistem pernafasan, tekanan darah, serta kadar oksigen dalam darah juga akan diukur.
Tim Medis mungkin juga melakukan tes stres EKG, guna membaca tekanan darah selama Anda melakukan aktivitas fisik. Sementara tes darah, biasanya bertujuan untuk mengecek kadar lemak, kolesterol, gula, serta protein di dalam tubuh.
Apa saja pilihan pengobatan untuk angin duduk?
Pilihan pengobatan angina pertama, Tim Medis akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu dengan memberikan obat penghilang rasa sakit, aspirin, dan oksigen. Obat lain dapat diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan membantu terbukanya pembuluh darah seperti kapsul nitrogliserin.
Kandungan nitrat di dalam obat nitrogliserin bisa membantu mencegah dan mengurangi intensitas serangan angina. Caranya dengan melemaskan dan melebarkan pembuluh darah di dalam tubuh.
Pengobatan selanjutnya bisa dengan memberikan berbagai obat. Ambil contoh, obat aspirin, clopidogrel, dan heparin, untuk menghentikan penyumbatan. Ada juga obat untuk menurunkan tekanan darah, serta obat untuk menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah (statin).
Jika metode pengobatan tidak berhasil, kemungkinan pasien membutuhkan operasi untuk membuka pembuluh darah (angioplasti). Sebuah tabung kecil dari beberapa kabel yang saling bertautan (stent) akan dimasukkan ke dalam arteri yang tersumbat. Setelah itu, arteri bisa semakin melebar yang akan mencegah terjadinya penyempitan.
Namun dalam kasus penyumbatan arteri yang sangat parah, Tim Medis bisa menyarankan operasi jantung terbuka (coronary artery bypass graft/CABG). Dalam metode CABG ini, vena atau arteri dipindahkan dan dijahit dengan arteri yang tersumbat sehingga aliran darah bisa melewati sumbatan.
Pengobatan angin duduk di rumah
Berikut gaya hidup dan pengobatan rumah dapat membantu Anda mengatasi angin duduk.
- Kunjungi layanan kesehatan terdekat secara teratur dan minum obat sesuai dengan resep.
- Turunkan berat badan dan konsumsi makanan yang sehat.
- Beri tahu keluarga serta teman‐teman Anda tentang cara memberikan pertolongan media jika sewaktu‐waktu gejala angina muncul.
- Rutin lakukan olahraga, tapi tetap atas persetujuan dan rekomendasi dari dokter Anda.
- Berhenti merokok.
- Kelola stres dengan baik.
___
Referensi :
- Prinzmetal’s or prinzmetal angina, variant angina and angina inversa. Retrieved November 17, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain/prinzmetals-or-prinzmetal-angina-variant-angina-and-angina-inversa
- Angina. Retrieved November 17, 2021, from https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/angina
- Unstable angina. Retrieved November 17, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain/unstable-angina#.WoO8LGlubIU
- Microvascular angina. Retrieved November 17, 2021, fromhttps://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain/microvascular-angina
- Angina (chest pain). Retrieved November 17, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain
- Angina pectoris (stable angina). Retrieved November 17, 2021, from https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain/angina-pectoris-stable-angina
- Coronary heart disease | Nhlbi, NIH. (n.d.). Retrieved November 17, 2021, from https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/coronary-heart-disease